Lagu daerah Kalimantan Timur

Lagu Daerah Kalimantan Timur


Selain terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya berupa keanekaragaman hayati yang mencapai 1000 – 189.000 jenis tumbuhan, beraneka ragam fauna, dan hasil tambangnya, Provinsi Kalimantan Timur juga terkenal dengan kekayaan budayanya berupa tari-tarian, baju adat, dan lagu-lagu daerah khas provinsi tersebut.
Bahkan lagu-lagu tersebut pun memiliki arti, makna, dan sejarahnya tersendiri. Berikut ini beberapa lirik lagu daerah asal Kalimantan Timur beserta makna dari lirik tersebut:

1. Indung-indung

Indung- indung kepala lindung
Hujan di udik di sini mendung
Anak siapa pakai kerudung
Mata melirik kaki kesandung
La hawla walla quwwata
Mata melihat seperti buta
Tiada daya tiada upaya
Melainkan Tuhan Yang Maha Esa
Aduh-aduh Siti Aisyah
Mandi di kali rambutnya basah
Tidak sembahyang tidak puasa
Di dalam kubur mendapat siksa
Duduk goyang di kursi goyang
Beduk subuh hampir siang
Bangunkan Ibu suruh sembahyang
Jadilah anak yang tersayang
Lirik lagu ini sangat erat kaitannya dengan agama islam dan sarat dengan ajaran keagamaan berupa pengajaran sopan santun dan ibadah.
Pengajaran sopan santun termaktub dalam lirik anak siapa pakai kerudung artinya menutup aurat adalah suatu kewajiban yang diperintahkan agar para perempuan dan laki-laki bisa menjaga pandangannya melalui sindiran lirik mata melirik kaki kesandung.
Begitu pun dengan pengajaran tentang ibadah yang tertuang dalam lirik lagu yang seperti pantun beduk subuh hampir siang, bangunkan ibu suruh sembahyang.


2. Lamin Talunsur

Basunsung surut mangiring pasang
Rantau tujuan lamin talunsur adidindang
Kissarini kunun jadi susuran
Lamin talungsur la nama rantaunya
Nyadi susuran jaman ka jaman
Adalah kunun ini kissanya adidindang
Si Ayus mangail baulli kali
Reff*
Paulliannya lalu disalai
Di atas salaian cadandak mati
Jabakulisar manggalim buar
Si Ayus galli tatawa galak
Tapi apa kunun jadi akhirnya
Turunla imbut cada takira
Kampung talungsur kadasar sungai adidindang
Yattu susuranya lamin talungsur
Lagu ini tepatnya berasal dari daerah Berau yang merupakan sejarah tentang Lamin Talungsur.
Lamin merupakan rumah orang Dayak yang besar, tinggi, dan panjang yang konon katanya di lamin tersebut tinggal seorang janda beserta anggota keluarga yang lain.
Lagu ini mengisahkan tentang lamin yang tenggelam dan menghilang masuk ke dalam sungai ketika kedua anak janda tersebut tertawa terbahak-bahak saat sedang membakar ikan.
Padahal perilaku seperti itu sudah dipercayai sejak dahulu tidak boleh dilakukan karena dapat menimbulkan malapetaka.

3. Sorangan

Bulan tarang di pupuri awan
Kada nyaman handak bajajalan
Di langit bintang bintang sembunyi
Merana melihat ku sorangan
Angina batiup terasa dingin
Awak di selimputin awan baju
Aku duduk di bawah puhun plamboyan
Mangganang adingku nang jauh
Kadada yang mendangani aku
Kadada yang batakun wan aku
Kadada yang mamenderi aku
Kanapa aku disini
Kadada jua habar adingku
Kadada jua basasuratan
Kadada jua ampun ding sanank
Kanapa kadada habar
Malam saptu ku sudah mangganang
Amun apalagi sudah di malam ahad
Biasanya ku duduk badua
Malam ini ku duduk sorangan
Lirik lagu tersebut jelas menggambarkan kesedihan seseorang yang merasa sendiri dan kesepian. Kerinduan akan seseorang pun tersampaikan secara jelas dalam lirik tersebut.
Bahkan dalam kesendiriannya seseorang tersebut masih membayangkan kenangan ketika masih duduk berdua ketika malam minggu.

4. Oh Adingkoh

Pencipta: Gerhard Gerre
Oh adingkoh jebakena
Tahi dia manduikan sungei,
Katining danum manampah atei mipen
Tahi dia hasupa adingkoh sayang
Biti benengkoh ije huyung hanyang
Lagu ini menceritakan tentang kerinduan seorang kakak terhadap adiknya melalui lirik oh adingkoh jebakena yang artinya oh adikku yang cantik.
Selanjutnya, kerinduan tersebut tertuang dalam lirik katining danum manampah atei mipen yang artinya sudah lama gak ketemu adikku sayang.
Lagu ini sangat cocok dinyanyikan seorang kakak yang ingin menyatakan perasaan rindu dan sayangnya kepada adik tercinta.

5. Buah Bolok

Terkuak indah alam membentang
Buah bolok kuranji papan
Dimakan mabok dibuang sayang
Busu embok etam kumpulkan
Rumah-rumah jabok etam lestarikan
Buah salak muda diperam
Dimakan kelat dibuang sayang
Spupu dengsanak etam kumpulkan
Untuk menyambut wisatawan
Buah terong digangan nyaman
Jukut blanak tolong panggangkan
Museum Tenggarong Mulawarman
Yok dengsanak etam kenangahkan
Buah bolok kuranji papan
Dimakan mabok dibuang sayang
Keroan kanak sekampongan
Etam begantar bejepenan
Buah bolok merupakan buah hutan yang buahnya berada dibandir dan pohon bagian bawahnya sangat digemari oleh kancil, rusa, dan kijang.
Dalam bait pertama lagu ini dapat diartikan berdiam diri tanpa melakukan apapun (sesuatu yang dapat menimbulkan kebosanan).
Selain itu, lagu ini seperti mengandung sautu ajakan kepada masyarakat untuk melestarikan rumah-rumah panggung kutai yang sudah buruk.
Pada bait kedua secara tersirat menyindir generasi muda yang berdiam diri tanpa mengetahui budayanya sendiri, maka tidak ada yang bisa diharapkan darinya.

https://kumpulanilmu.com/seni-budaya/lagu-daerah-kalimantan-timur/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Nuzulul Qur'an

Cerita fabel: Raja Burung Parkit(Aceh)

Puisi Kesuksesan